Jakarta – Baru-baru ini ramai soal Baby Blues Syndrome yang disebut picu kasus polwan bakar suaminya di Mojokerto. Sang Polwan nekat membakar suaminya lantaran kesal dengan perilaku korban yang kerap melakukan judi online.
Salah satu warganet di media sosial X mengatakn bahwa kemungkinan polwan di Mojokerto tersebut mengidap babby blues syndrome.
“Si ibu polwan ini diduga baby blues atau post partum depression. Ga kebayang punya anak kembar tapi suaminya ga support malah main judol,” kata seorang pengguna X.
“Polwan baby blues punya anak kembar tapi suaminya cuman bisa main judi online aja. Istri mana yang nggak muntab liat suami begitu?” cuit warganet lainnya.
Lantas, apa sebenarnya baby blues? Apa ciri-ciri dan efeknya pada seorang ibu? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Baby Blues Syndrome?
Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan.
Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu. Baby blues dialami oleh 4 dari 5 orang tua baru atau sekitar 80 persen.
Kondisi ini dapat dialami oleh orang tua baru, sudah berapa kalipun ia melahirkan, dari segala usia, pendapatan, budaya atau tingkat pendidikan.
Ciri-ciri
Ciri-ciri baby blues syndrome yang utama adalah perubahan suasana hati dengan cepat dari senang menjadi sedih. Berikut gejala-gejalanya:
- Kelelahan sehingga membuat ibu tidak mampu mengurus diri sendiri.
- Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan cemas.
- Kesedihan, kemurungan, kecemasan.
- Menangis.
- Kehilangan selera makan.
- Sulit tidur.
- Merasa kewalahan dengan tugas bayi.
- Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
Penyebab
Apa yang menjadi penyebab banyak ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues syndrome hampir tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang diyakini menjadi penyebab ibu mengalami depresi ringan pascamelahirkan, yaitu:
- Perubahan hormon
- Stress ketika merawat bayi baru lahir
- Kurang tidur
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan baby blues
Faktor risiko tertentu dikaitkan dengan reaksi yang lebih intens terhadap baby blues. Adapun sejumlah faktor risiko baby blues meliputi:
- Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
- Rendah diri
- Tidak memiliki pasangan
- Merasa kecewa atau tidak puas dengan pasangannya
- Takut melahirkan
- Melahirkan secara caesar, mengalami persalinan berisiko, atau komplikasi pascapersalinan
- Mengalami kecemasan dan stres saat lahir
- Melahirkan bayi pertama
- Riwayat depresi atau kecemasan
- Kurangnya dukungan sosial
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu
- Masalah tidur
- Usia ibu yang lebih muda