Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik.
Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental).
Kendala Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran selama pandemic memiliki perubahan yang sangat signifikan, seolah seluruh jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar dan sederajat “di paksa” bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba dalam proses pembelajaran secara jarak jauh (daring) tentu hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Karena dengan adanya perubahan maka semua orang dituntut harus memahami teknologi untuk belajar. Apalagi bagi anak SD yang suka main, mereka terpaksa hanya duduk depan computer atau smartphone nya untuk belajar. Dan bayangkan jika itu terjadi 6 hari perminggu. Mereka akan merasa lelah dan jenuh.
1. Metode Pembelajaran yang Tidak Fleksibel
Metode yang dilaksanakan saat PJJ dinilai kurang felksibel, karena semuanya harus dilakukan secara online.
Sehingga banyak siswa yang mengeluhkan jenuh atau merasa bosan dengan menatap layar HP untuk belajar.
Apalagi untuk anak SD yang masih perlu bimbingan optimal untuk melatih kemampuan dasar yang harus dimilikinya.
Banyak siswa yang tidak bisa merasakan belajar secara langsung, mereka hanya bisa mendengar dan melihat yang diucapkan oleh guru. Mereka harus benar-benar menyesuaikan diri dengan perubahan yang tiba-tiba drastis ini.
2. Membutuhkan Kontrol Diri yang Tinggi dari Gangguan Eksternal
Banyak anak yang kurang disiplin karena pembelajaran dilaksanakan di rumah. Sebab saat mereka ada di rumah maka mereka akan melakukan hal yang mereka inginkan baru mereka akan belajar.
Selain itu, tak adanya pengawasan dari guru dan mengharuskan siswa untuk mempelajari materi secara online, mengerjakan tugas mandiri, hingga mengunduh materi sendiri juga jadi kendala yang harus dihadapi.
Mengatasi rasa bosan dengan kontrol diri sendiri bukanlah hal mudah bagi siswa, sehingga diperlukan pengawasan orang tua ketika PJJ.
Selain itu, siswa juga harus menghadapi gangguan eksternal lainnya selama di PJJ di rumah misalnya ketika orang tua meminta bantuan mengerjakan pekerjaan rumah, atau membantu orang tua berjualan. Hal juga bisa membuat anak sulit fokus pada materi pelajaran.
3. Jaringan dan Fasilitas
PJJ dilakukan secara online sehingga membutuhkan jaringan internet hingga fasilitas elektronik lainnya seperti handphone dan laptop.
Keduanya tak hanya digunakan sebagai alat berkomunikasi antara siswa dengan guru, namun juga sebagai media menyampaikan dan mengirimkan tugas.
Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang tidak memiliki handphone ataupun leptop, atau di daerahnya tidak memiliki jaringan yang stabil. Sehingga perlu adanya solusi yang dapat mengatasi masalah seperti ini.
Dampak Pembelajaran Jarak Jauh
PJJ tak hanya menimbulkan kendala, namun juga memiliki dampak bagi para siswa. Berikut ini beberapa dampak yang dihadapi siswa selama PJJ.
1. Kesehatan Mental
Kehilangan akses secara langsung terhadap orang-orang yang dipercaya seperti guru dan teman bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.
Gangguan semacam ini juga bisa berpengaruh pada perkembangan otak seperti meningkatkan stres, tidak ada kestabilan emosi dan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut ialah mengurangi jumlah siswa yang hadir selama kelas online dan meningkatkan kolaborasi bersama teman sekelas.
2. Perasaan Cemas dan Khawatir
Anissa Lestari Kadiyono, seorang dosen Fakultas Psikologi Unpad, mengatakan menurut penelitian yang melibatkan 867 orang tua, siswa dan guru di Kota Bandung, sebanyak 19,6% responden mengaku cemas dan khawatir, 12,5% merasa bosan, 9% merasa kehilangan kemampuan belajar dan menguasai materi, 8,3% merasa butuh hiburan jika PJJ diperpanjang.
Kurangnya interaksi dan sulitnya penyesuaian pembelajaran jadi penyebab munculnya perasaan negatif pada siswa. Jika hal ini tak segera diatasi maka akan berdampak buruk pada perkembangan belajar anak.
3. Keterlambatan Belajar
Keterlambatan belajar biasanya terjadi karena anak atau orangtua tidak memperhatikan tugas dari sekolah. Anak-anak akan sibuk dengan dunianya yaitu bermain dan orangtua akan sibuk bekerja.
Hal ini membuat anak menjadi tidak bisa belajar di waktu-waktu yang telah ditentukan oleh sekolah. Sehingga mereka tidak akan mengerjakan tugas ataupun belajar.
Anak harus tetap dibimbing dan diawasi oleh orangtuanya, karena mereka akan keasyikan jika tidak ada yang menegurnya. Apalagi untuk anak SD/TK/PAUD.
Jadi apa yang harus dilakukan?
Dari semua permasalahan dan dampak yang telah dipaparkan diatas, maka perlu adanya penanganan atau solusi yang tepat dan jelas dari pemerintah ataupun lembaga sekolah supaya mereka yang memiliki masalah dengan belajar bisa tetap melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai seorang pelajar.