Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024 menandai akhir dari perjalanan politik panjang dan penuh tantangan. Ini adalah momen yang tak terhindarkan bagi tokoh politik yang telah mencoba tiga kali untuk merebut kursi RI-1, menghadapi kekalahan dalam setiap kontestasi sebelumnya.
Akhirnya, setelah tiga kali gagal dan satu dekade penuh kontestasi, Prabowo berhasil memenangkan Pemilu 2024. Namun, seperti halnya setiap babak dari perjalanan politiknya, kemenangan ini tidak luput dari kontroversi.
Kerasnya Jalan Menuju Puncak
Perjalanan Prabowo di panggung pemilihan presiden dimulai pada tahun 2009, ketika ia berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden. Pada saat itu, mereka kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang memenangi suara mayoritas mutlak.
Itu adalah kekalahan yang menandai dimulainya pertempuran panjang Prabowo menuju puncak kekuasaan.
Tahun 2014, Prabowo kembali bertarung, kali ini sebagai calon presiden, menantang Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu merupakan bintang baru politik Indonesia. Dalam pertarungan yang sangat ketat, Prabowo kalah tipis, dan dugaan kecurangan pemilu muncul dari kubunya.
Gugatan yang diajukannya ke Mahkamah Konstitusi (MK) tidak membuahkan hasil, dan Jokowi dinyatakan sebagai pemenang.
Lima tahun kemudian, pada Pemilu 2019, Prabowo kembali maju untuk kedua kalinya menghadapi Jokowi. Kekalahan kembali datang, meski kali ini dengan selisih yang lebih lebar.
Tuduhan kecurangan lagi-lagi dilontarkan oleh Prabowo dan timnya, tetapi MK sekali lagi menolak tuntutan tersebut. Alih-alih kembali ke barisan oposisi, Prabowo mengejutkan banyak pihak dengan menerima posisi sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi, sebuah langkah yang dipandang oleh sebagian sebagai bentuk kompromi politik dan strategi untuk tetap relevan di panggung kekuasaan.
2024: Kemenangan yang Kontroversial
Pemilu 2024 akhirnya membawa Prabowo ke kursi yang selama ini ia incar. Dengan koalisi besar yang dibentuk oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, dan sejumlah partai lainnya, Prabowo berhasil mengalahkan Ganjar Pranowo, calon dari PDI-P yang diusung sebagai penerus Jokowi. Kemenangan ini dianggap sebagai pembalasan atas kegagalan-kegagalan sebelumnya.
Namun, seperti halnya dalam dua pemilihan sebelumnya, Pemilu 2024 tidak luput dari kontroversi. Kelompok pengawas independen yang dikenal dengan nama “Dirty Vote” memunculkan tuduhan adanya kecurangan sistematis dalam proses pemungutan dan penghitungan suara.
Mereka mengklaim bahwa beberapa TPS (Tempat Pemungutan Suara) di sejumlah wilayah strategis mengalami manipulasi data, yang menyebabkan suara untuk Prabowo naik signifikan di menit-menit terakhir penghitungan. Laporan-laporan tersebut, meskipun belum sepenuhnya diverifikasi, menimbulkan keraguan di kalangan sebagian masyarakat tentang legitimasi kemenangan Prabowo.
Tuduhan ini semakin memanas ketika tim dari Ganjar Pranowo mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, menuding adanya pelanggaran serius dalam proses pemilu. Namun, seperti di masa lalu, MK kembali memutuskan bahwa bukti yang diajukan tidak cukup kuat untuk membatalkan hasil pemilu. Prabowo tetap dinyatakan sebagai pemenang yang sah.
Apa Selanjutnya untuk Kepemimpinan Prabowo?
Kemenangan Prabowo menimbulkan dua reaksi utama: kegembiraan di kalangan pendukungnya yang selama bertahun-tahun menunggu momen ini, dan skeptisisme di kalangan yang meragukan proses pemilihan serta visi kepemimpinannya.
Bagi sebagian besar pendukungnya, pelantikan ini adalah pencapaian monumental—buah dari ketekunan dan kegigihan seorang tokoh yang tidak menyerah meski berkali-kali jatuh.
Namun, kemenangan yang dibayangi oleh tuduhan kecurangan pemilu dapat menciptakan tantangan besar bagi legitimasi Prabowo di masa depan. Meskipun MK telah menolak tuduhan tersebut, ketidakpuasan di sebagian masyarakat tetap ada.
Tantangan pertama Prabowo sebagai presiden adalah menyatukan bangsa yang terpecah oleh kontestasi politik yang tajam. Ini berarti ia harus mampu menunjukkan bahwa pemerintahannya berdiri di atas fondasi keadilan dan transparansi.
Prabowo juga harus membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang pemimpin yang gigih, tetapi juga visioner yang mampu memajukan Indonesia di tengah berbagai tantangan global dan domestik. Tantangan di bidang ekonomi, seperti pemulihan pasca-pandemi dan perubahan iklim, serta geopolitik yang semakin rumit dengan tensi di kawasan Asia-Pasifik, akan menguji kemampuannya untuk memimpin.
Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia merupakan puncak dari perjalanan politik yang panjang, penuh kegagalan, dan akhirnya, kesuksesan. Namun, kemenangan ini tidak datang tanpa kontroversi. Tuduhan kecurangan pemilu yang diungkap oleh “Dirty Vote” menambah bayang-bayang keraguan atas proses demokrasi yang seharusnya menjadi landasan kekuasaan di Indonesia. Ke depan, tugas besar Prabowo adalah tidak hanya menjalankan roda pemerintahan, tetapi juga mengembalikan kepercayaan publik terhadap integritas demokrasi.
Dalam perjalanan panjang politiknya, Prabowo akhirnya berhasil mencapai puncak, tetapi tantangan baru yang lebih besar kini telah menanti di hadapannya.