Siapa sangka jika kesetiaan kepada pasangan rupanya dapat menunjukkan tingkat IQ seorang pria.

Sebuah penelitian tahun 2010 menunjukkan, pria yang doyan selingkuh cenderung memiliki IQ rendah. Para peneliti percaya bahwa kesetiaan pada pasangan merupakan tanda kecerdasan.

Seorang psikolog evolusioner dari London School of Economics and Political Science Satoshi Kanazawa mengatakan, semakin cerdas seorang pria, semakin kecil kemungkinan dia untuk berselingkuh dari pasangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Teorinya didasarkan pada pernyataan bahwa sepanjang sejarah evolusi, pria memang tidak mudah menjalani hubungan monogami.

Kanazawa menjelaskan, memasuki hubungan eksklusif secara seksual merupakan perkembangan baru secara evolusioner bagi pria. Menurut teorinya, orang yang cerdas lebih cenderung mengadopsi apa yang secara evolusioner merupakan praktik baru untuk menjadi manusia modern yang berkembang.

Oleh sebab itu, dalam hal kesetiaan, pria yang tidak dapat beradaptasi dan akhirnya menyerah pada godaan dan berakhir selingkuh cenderung lebih bodoh daripada yang tidak.

“Teori ini memprediksi bahwa pria yang lebih cerdas cenderung menghargai eksklusivitas seksual daripada pria yang kurang cerdas,” jelas Kanazawa, melansir Daily Mail.

Namun, hasil temuan yang sama tidak tampak pada perempuan. Menurut teorinya, hubungan antara kesetiaan dan kecerdasan tidak berlaku pada wanita karena mereka selalu diharapkan untuk setia pada satu pasangan, bahkan dalam masyarakat poligami.

Penelitian Kanazawa yang diterbitkan di jurnal Social Psychology Quarterly ini juga mengklaim bahwa orang yang cerdas cenderung memiliki pandangan yang cukup liberal terkait agama.

Menganalisis data dari American National Longitudinal Study of Adolescent Health, ia menemukan bahwa anak muda yang menganggap diri mereka ‘sangat liberal’ memiliki IQ rata-rata 106. Sementara mereka yang menganggap diri mereka ‘sangat konservatif’ memiliki IQ rata-rata 95.

Ia mengambil sampel dari 20.745 remaja yang diwawancarai secara pribadi di rumah mereka pada tahun 1994 hingga 1995 untuk gelombang pertama dan pada tahun 1996 untuk gelombang kedua. Para remaja dari gelombang pertama kemudian diwawancara kembali saat mereka sudah beranjak dewasa pada tahun 2001-2002.

Dari kedua hasil studi tersebut, teori Kanazawa menyatakan bahwa sikap yang mementingkan diri sendiri dan konservatif merupakan sikap yang primitif dalam evolusi. Sementara pandangan yang tidak mementingkan diri sendiri dan liberal merupakan pandangan yang lebih maju dan terkait dengan kecerdasan.

Menurut Kanazawa, hal ini disebabkan karena orang-orang yang lebih cerdas lebih terbuka terhadap ide-ide baru.

Share.
Exit mobile version