Bontang – Anggota DPRD Kota Bontang, Sumaryono mengungkapkan keprihatinannya terkait penggunaan anggaran beasiswa yang belum optimal.
Penyebabnya lantaran peminat beasiswa Bontang minim. Dari total seribu lebih yang disiapkan hanya 30 persen saja yang lolos persyaratan penerima.
“Sangat disayangkan kalau anggaran untuk beasiswa sampai terjadi Silpa yang 1,7 m sangat-sangat besar sekali. Seandainya Silpa tersebut bisa cair, banyak sekali mahasiswa atau pelajar-pelajar bisa terbantu dengan kondisi yang saat ini,” ungkapnya.
Sumaryono tegaskan pentingnya memaksimalkan dana beasiswa untuk mendukung siswa-siswa berprestasi.
“Pemerintah kota Bontang harus berpikir serius atau mendorong mengapresiasi siswa-siswa berprestasi agar dalam kegiatan belajarnya semakin semangat,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya fleksibilitas dalam peraturan-peraturan terkait alokasi dana beasiswa.
“Peraturan harus sedikit dikendorkan, jangan terlalu kaku, agar dana yang seharusnya terserap bisa dirasakan oleh pelajar-pelajar atau mahasiswa yang sangat banyak sampai 1,7 m itu perlu,” jelasnya.
“Kita sebagai pemerintah harus mengapresiasi dengan cara memberi hadiah beasiswa. Kita harus memastikan anggaran sudah disiapkan dan regulasinya sudah nyata, jangan takut untuk melonggarkan persyaratan agar dana yang seharusnya terserap bisa dirasakan oleh para pelajar dan mahasiswa,” tambahnya.
Sumaryono juga mengajak pemangku jabatan, terutama yang terkait dengan dinas pendidikan, untuk lebih memperhatikan permasalahan besar terkait penggunaan anggaran beasiswa.
“Kepedulian seorang pemangku jabatan, terutama dalam hal pendidikan, sangatlah penting. Kita perlu memastikan masalah besar seperti ini tidak terulang kembali,” tegasnya.
Sumaryono berharap agar penggunaan anggaran beasiswa dapat lebih efisien dan tepat sasaran demi kepentingan pendidikan di Kota Bontang.