Bontang – Dalam beberapa hari terakhir, harga beras di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kenaikan signifikan. Harga beras premium yang sebelumnya Rp12.000 per kilogram kini telah mencapai Rp15.000 per kilogram.
Warga, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah khawatir akan beban tambahan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Nurani, seorang ibu rumah tangga di Bontang mengungkapkan kesulitan menghadapi situasi tersebut. Ia harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
“Pengurangan jatah makan dan pembelian bahan pokok lainnya seperti daging dan telur harus dilakukan untuk menghemat pengeluaran,” ujar Nurani.
Menyikapi hal itu, anggota Komisi II DPRD Bontang mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang segera melakukan operasi pasar guna mengendalikan dampak kenaikan harga beras.
“Cadangan beras kita masih banyak di Bulog Samarinda dan harus segera dimanfaatkan,” kata Sumaryono beberapa waktu lalu.
Ia menekankan pentingnya tindakan cepat untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan. Sumaryono juga meminta Pemkot Bontang tidak hanya menjual beras dalam operasi pasar. Namun, juga bahan kebutuhan pokok yang lain.
“Jangan sampai rakyat menengah ke bawah menjerit dengan kenaikan harga beras ini,” ujarnya.
Meski Presiden Jokowi akan memberikan bantuan sosial berupa beras, Sumaryono menekankan pentingnya inisiatif dari Pemkot Bontang untuk merespons situasi ini dengan cepat. “Tidak hanya beras, bisa juga sembilan bahan pokok lainnya,” imbuh politikus Partai PPP itu.
Ia menegaskan agar operasi pasar diadakan sesering mungkin untuk mengurangi tekanan ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Sumaryono menyatakan bahwa saat inilah waktu yang tepat bagi Pemkot Bontang mengambil tindakan. Jangan biarkan masyarakat berteriak akibat kenaikan harga beras yang tinggi.
“Kita harus memastikan persatuan dalam menghadapi tantangan ini dan kesejahteraan masyarakat kita tetap terjaga,” tandas Sumaryono.